Umroh
Tata cara Umroh
Hamsa Umroh

More News

Menurut Sunnah, Tata Cara Umroh Yang Keempat Tahallul


Bercukur rambut (Tahallul)
Setelah melakukan sa’i, tata cara umroh selanjutnya adalah bercukur rambut. Dianjurkan untuk dipotong sampai habis (gundul) atau boleh hanya dipendekkan saja.

Kecuali jika waktu haji sudah dekat, maka memendekkan rambut lebih utama, sehingga mencukur (gundul) rambut dilakukan pada waktu haji.

Dan juga, tidak cukup memendekkan rambut hanya beberapa helai pada bagian depan kepala dan belakangnya sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian jama’ah haji, tetapi hendaknya memendekkan tersebut dilakukan pada seluruh rambut atau pada sebagian besarnya.

Adapun bagi wanita, maka hendaknya ia mengumpulkan rambutnya dan mengambil daripadanya kira-kira seujung jari. Jika rambutnya keriting (tidak sama panjang ujungnya) maka harus diambil dari tiap-tiap kepangan (genggaman).

Setelah bertahallul, maka selesailah rangkaian tata cara umroh.

Menurut Sunnah, Tata Cara Umroh Yang Ketiga Melakukan Sa'i


Melakukan Sa’i
Setelah melakukan tawaf, tata cara umroh yang selanjutnya adalah sa’i. Sa’i adalah kegiatan berlari-lari kecil dari bukit Safa sampai ke bukit Marwah. Sa’i dimulai dengan naik ke bukit Safa, dan apabila telah mendekati bukit Safa, hendaknya membaca:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِ اللَّهِ
“Innash shafaa wal marwata min sya’airillah”  
Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah. [Al-Baqarah: 158]

Kemudian ucapkan:

أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
“Nabda-u bimaa bada-allah bih”.
Kami memulai dengan apa yang dengannya Allah memulai.

Setelah itu, naiklah ke bukit Safa dan menghadaplah ke arah ka’bah lalu bertakbirlah tiga kali dan ucapkan:

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي ويُمِييْتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah semata, tiada sekutu bagiNya, hanya bagiNya segala kerajaan dan hanya bagiNya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada sesembahan yang haq melainkan Dia, tiada sekutu bagiNya, yang menepati janjiNya, yang memenangkan hambaNya dan yang menghancurkan golongan-golongan (kafir) dengan tanpa dibantu siapa pun.

Ulangilah dzikir tersebut sebanyak tiga kali dan berdo’alah pada tiap-tiap selesai membacanya dengan do’a-do’a yang dikehendaki.

Selain doa-doa di atas, tidak ada bacaan khusus ketika tawaf atau sa’i, tapi membaca dzikir, doa atau Al-Quran itu lebih utama menurut para ulama.